Sabtu, 26 Januari 2013

Dalam sebuah proyek A dan B pada saat ingin membuat proyek B dan proyek A masih belum selesai,apa yang kita lakukan?

terlebih dahulu menyelesaikan proyek A baru mengerjakan proyek B,karena jika ingin membuat proyek selanjutnya dan proyek sebelumnya belum selesai itu akan hanya menambah kerjaan saja.dan yang lebih penting memperbanyak SDM untuk menyelesaikan proyek tersebut.

dalam sebuah proyek dan proyek itu sedang berjalan dan ada SDM resine,apa yang kita lakukan?

saya akan bilang kepada SDM tersebut,jika ingin resine terlebih dahulu selesaikan proyek yang sedang di kerjakan.agar jika SDM tersebut resine proyek yang sedang di jalankan tidak terganggu dengan keluarnya SDM tersebut.

PERT (Program Evaluation and Review Technique)

Kompleksitas sebuah pengelolaan proyek, membutuhkan identifikasi dan pemetaan atas rangkaian kegiatan yang bisa saja harus dilakukan secara serial (berurutan) atau dapat dilakukan secara paralel. Pemetaan ini dapat disusun dalam bentuk model jaringan. Critical Path Method (CPM) dikembangkan pada tahun 1957 sebagai model jaringan untuk pemetaan alur sebuah proyek. CPM adalah metode perancangan alur proyek yang menggunakan perkiraan waktu tetap untuk setiap kegiatannya.
Walau mudah dimengerti dan digunakan, CPM tidak mempertimbangkan variasi waktu yang mungkin saja dapat terjadi dan dapat memiliki dampak yang besar terhadap target waktu penyelesaian sebuah proyek.
Program Evaluation and Review Technique (PERT) adalah suatu model jaringan yang mampu memetakan waktu penyelesaian kegiatan yang acak. PERT dikembangkan pada akhir tahun 1950-an untuk proyek U.S. Navy’s Polaris yang memiliki ribuan kontraktor. PERT dikembangkan agar tercipta ruang/potensi untuk pengurangan waktu dan biaya yang diperlukan untuk penyelesaian proyek tersebut.
Fungsi dari PERT :
  1.          PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah di kerjakan.
  2.          PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta terlayak.
  3.          PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya proyek turut mengecil.
  4.          PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil).

Diagram (Jaringan) PERT
Dalam pengelolaan proyek, sebuah ‘aktivitas’ adalah kegiatan yang harus dikerjakan dan sebuah ‘event’ atau ’acara’ merupakan tahapan penyelesaian dari satu atau lebih kegiatan. Sebelum sebuah kegiatan dapat dimulai, semua kegiatan yang menjadi prasyarat bagi kegiatan tersebut harus sudah terselesaikan.
Diagram PERT memiliki dua komponen utama yaitu aktivitas (activities) dan tonggak event/acara(milestones). Kedua komponen ini ditandai dengan busur dan titik. Activities digambarkan pada busur dan milestones digambarkan pada titik (lingkaran).
Contoh yang sangat sederhana dari sebuah diagram PERT: (sumber gambar –https://wiki.aalto.fi/display/TU22/11.+Project+Management)
Activities digambarkan oleh busur dan diberi kode A, B, C dst, sebagai simbol Kegiatan A: ……., Kegiatan B: ……., Kegiatan C: ……., , dst. Busur juga diberikan keterangan berapa lama perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan.
Sedangkan milestones digambarkan oleh titik/lingkaran yang diberi nomor kode yang naik berurut dari awal hingga akhir diagram. Penomoran dengan kode 10, 20, 30, dst, bertujuan untuk memberi ruang apabila kemudian diperlukan penambahan kegiatan di antara masing-masing titik, misalnya diantara titik 10 dan 20, akan ditambahkan titik 15.
Proses perencanaan PERT meliputi langkah-langkah berikut:
  1. Mengidentifikasi kegiatan (activities) dan tonggak proyek (milestones) yang spesifik,
  2. Menentukan urutan yang tepat dari kegiatan-kegiatan,
  3. Menyusun model diagram jaringan,
  4. Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan,
  5. Menentukan tahapan dan jalur kritis,
  6. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta koreksi pada diagram PERT selama proyek berlangsung.
Diagram PERT sangat bermanfaat bagi pengelolaan sebuah proyek karena menyediakan informasi berikut:
  • Jangka waktu penyelesaian proyek,
  • Kemungkinan penyelesaian proyek sebelum tanggal yang ditentukan,
  • Tahapan kegiatan yang kritis, yang dapat berdampak langsung terhadap waktu penyelesaian proyek,
  • Kegiatan yang memiliki tenggat waktu relatif longgar yang seharusnya dapat dikelola sebagai tambahan waktu bagi tahapan kegiatan kritis,
  • Tanggal kegiatan dimulai dan tanggal kegiatan berakhir (periode program).
Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa perkiraan atas waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif dan tergantung pada asumsi. Sehingga secara umum PERT cenderung terlalu optimis dalam menetapkan waktu penyelesaian sebuah proyek.
jadi menurut saya PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin, mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, dan mengsingkronisasikan berbagai bagian dari keseluruhan pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek, serta mengkoordinasikan  berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek.